Limbah yang mudah atau dapat terurai secara alami merupakan salah satu ciri dari limbah

Contoh Limbah Organik dan Anorganik, Ciri Ciri & Perbedaannya – Limbah menjadi salah satu problem yang cukup besar di berbagai belahan dunia. Bahkan hingga saat ini, limbah belum mengalami

adanya penurunan dari masa ke masa.

Berdasarkan jenisnya, limbah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik dapat dikatakan sebagai limbah yang dapat terurai oleh tanah atau dapat membusuk secara alami dalam jangka waktu yang relatif cepat. Misalnya seperti daun, kayu, dan sejenisnya. Sedangkan limbah anorganik

adalah limbah yang sulit untuk terurai.

Kali ini Mamikos akan berbagi informasi mengenai limbah organik dan anorganik lengkap beserta ciri-ciri dan perbedaannya. Simak terus artikel berikut, ya!

Pengertian Limbah Organik

freepik.com

Sebelum beralih ke pembahasan mendetail, alangkah baiknya berkenalan terlebih dahulu dengan definisi limbah organik. Limbah organik merupakan salah satu jenis limbah yang berasal dari makhluk hidup, sehingga akan lebih mudah untuk terurai seiring berjalannya waktu. Kemudahan limbah organik untuk terurai dikarenakan limbah organik mengandung zat kimia yang sifatnya stabil. Hal tersebut menyebabkan limbah organik akan lebih mudah tertimbun atau mengendap di dalam tanah, sungai, danau, bahkan laut.

Limbah organik termasuk jenis limbah yang dapat terurai lebih cepat. Namun apabila pengelolaan limbah organik tidak dilakukan dengan baik, maka limbah tersebut dapat menyebabkan bau tidak sedap bahkan bisa menimbulkan penyakit.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk selalu mengelola limbah organik dengan tepat. Salah satu pengolahan limbah organik yang tepat seperti pembuatan pupuk kompos yang berasal dari tanaman atau kotoran hewan.

Ciri – Ciri Limbah Organik

  1. Limbah organik berasal dari makhluk hidup, bisa dari hewan maupun tumbuhan.
  2. Limbah organik tidak melewati proses pembuatan yang panjang serta tidak mengandung unsur kimiawi yang cukup banyak di dalamnya.
  3. Limbah organik memiliki sifat yang mudah membusuk tanpa harus melewati proses pengolahan yang panjang. Hanya dengan dibiarkan begitu saja, limbah organik juga dapat langsung membusuk dan terurai.
  4. Limbah organik memiliki kandungan air yang cukup banyak sehingga lebih mudah untuk mengalami proses pembusukan.
  5. Bakteri pengurai yang ada di dalam tanah dapat menghancurkan limbah organik sehingga limbah tersebut tidak akan mencemari kondisi tanah di bawahnya.

Jenis – Jenis Limbah Organik

Limbah organik
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, di antaranya yaitu:

1. Limbah Organik Lunak

Limbah organik lunak merupakan salah satu jenis limbah organik yang memiliki banyak kandungan air di dalamnya. Selain itu, tingkat kekerasan yang dimiliki limbah ini relatif rendah atau lebih empuk, sehingga bakteri akan lebih mudah untuk menghancurkan limbah

tersebut melalui proses pembusukan.

Contoh dari limbah organik yaitu sisa bahan makanan, sisa hasil dapur, dan kotoran makhluk hidup. Beberapa contoh limbah organik ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos

maupun pupuk kandang yang nantinya akan bermanfaat bagi tanaman di rumah kalian.

2. Limbah Organik Keras

Limbah organik keras merupakan salah satu jenis limbah organik yang memiliki kandungan air lebih sedikit dibandingkan limbah organik lunak. Sehingga dalam proses

pengelolaannnya membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa hancur dan membusuk.

Contoh dari limbah organik keras di antaranya yaitu tempurung kelapa, batang kayu, dan kulit telur. Cara untuk mempercepat proses penghancuran batang kayu yaitu dilakukan

dengan memotong batang kayu tersebut menjadi ukuran yang lebih kecil.

Manfaat Dari Limbah Organik

  1. Limbah
    organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos atau pupuk organik
  2. Limbah
    organik dapat menyuburkan tanah secara alami
  3. Limbah
    organik dapat dijadikan sebagai pakan ternak dengan diolah menjadi pelet
  4. Limbah
    organik dapat dimanfaatkan menjadi sumber listrik dan bahan biogas
  5. Limbah
    organik dapat diolah dan digunakan sebagai bahan untuk kerajinan tangan

Pengertian Limbah Anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari sisa bahan atau sampah yang sulit untuk terurai. Limbah anorganik identik dengan limbah yang bukan berasal dari alam, melainkan berasal dari limbah rumah tangga atau industri seperti plastik,

botol, kaca, kertas, dan lain sebagainya.

Proses penguraian limbah anorganik ini dapat dibilang memakan waktu yang lebih lama dibanding dengan limbah organik. Penumpukan limbah anorganik juga dapat mencemari lingkungan dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kolera dan diare. Oleh karena itu, pengolahan limbah anorganik yang baik dan benar

merupakan salah satu hal yang paling tepat untuk mengurangi jenis limbah ini.

Ciri – Ciri Limbah Anorganik

  1. Limbah anorganik sulit untuk terurai. Hal tersebut berarti bahwa limbah anorganik membutuhkan jangka waktu yang cukup panjang untuk bisa mengalami proses pembusukan atau penguraian secara alami. Bahkan limbah anorganik akan terurai setelah

    berpuluh-puluh tahun.

  2. Limbah
    anorganik terbentuk dari bahan sintesis atau pabrikasi. Contohnya seperti styrofoam yang terbuat dari berbagai
    campuran bahan sistesis berupa polistirena dan gas CFC. Kedua bahan tersebut dalam jangka panjang dapat merusak lapisan

    ozon. Sehingga penggunaan sturofoam


    harus dikurangi.
  3. Limbah anorganik dapat diproses melalui daur ulang. Sehingga untuk mengurangi limbah anorganik, kalian dapat mendaur ulang limbah tersebut menjadi kerajinan tangan dan lain sebagainya. Misalnya, botol plastik bekas yang didaur ulang menjadi

    pajangan rumah atau pot mini tanaman.

Contoh Limbah Anorganik

Berikut contoh dari
limbah organik yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari, di antaranya:

  1. Plastik
    kemasan makanan.
  2. Low Density Polyethylene (LDPE) atau jenis plastik yang digunakan pada
    bidang pertanian sebagai penutup rumah kaca dan lain sebagainya.
  3. High Density Polyethylene (HDPE) atau jenis plastik yang digunakan pada
    bidang pertanian sebagai tempat pestisidan dan pot pembibitan.
  4. Kantong
    plastik (kresek)
  5. Logam besi
  6. Limbah
    baja
  7. Polypropylene (PP) yang digunakan sebagai terpal anyaman.
  8. Pecahan
    keramik dan kaca
  9. Styrofoam
  10. Ban bekas

Dampak Negatif Dari Limbah Anorganik

  1. Pembakaran limbah anorganik dapat menyebabkan polusi udara sehingga mengancam kesehatan

    manusia.

  2. Pembuangan limbah anorganik ke sungai atau laut dapat mengancam keselamatan biota laut

    yang ada. Selain itu juga dapat menyebabkan pencemaran air.

  3. Penimbunan limbah anorganik dapat menyebabkan pencemaran tanah karena limbah tersebut mengandung zat beracun. Hal tersebut dapat mengancam kesuburan tanah dan

    pertumbuhan tanaman.

Manfaat Limbah Anorganik

  1. Limbah
    anorganik dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan untuk mempercantik ruangan.
  2. Limbah
    anorganik juga dapat digunakan kembali atau reusable. Misalnya seperti kantong plastik swalayan yang dapat digunakan kembali sebagai

    tempat untuk membawa barang.

  3. Limbah anorganik dapat dilelehkan dan dijadikan menjadi barang lain. Misalnya seperti plastik yang dilelehkan dan disatukan menjadi lembaran papan yang dapat digunakan sebagai pengganti kayu. Hal tersebut tentu dapat memberi nilai

    ekonomis yang tinggi.

Demikian informasi mengenai limbah organik dan limbah anorganik beserta contohnya. Semoga informasi ini membantu!

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahawa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Pengelompokan Limbah Berdasarkan Bentuk atau Wujudnya dapat dibagi menjadi empat diantaranya yaitu: limbah cair, limbah padat, limbah gas dan limbah suara. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci masing-masing jenis limbah ini.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:

  • Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
  • Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
  • Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
  • Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.

Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi sektor industri maupun domestik untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pengolahan secara biologi, pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara kimia.

Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat. Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai berikut:

  • Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
  • Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk. Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
  • Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
  • Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
  • Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
  • Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah padat itu sendiri. Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan lagi serta mempunyai nilai ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam, namun ada juga yang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan lagi biasanya dibuang, dibakar, atau ditimbun begitu saja. Beberapa industri tertentu limbah padat yang dihasilkan terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau areal luas yang dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut.

Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara alami udara mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll. Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan dapat mencemari udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung.

Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat. Seperti limbah gas yang dihasilkan oleh suatu pabrik dapat mengeluarkan gas yang berupa asap, partikel serta debu. Apabila ini tidak ditangkap dengan menggunakan alat, maka dengan dibantu oleh angin akan memberikan jangkauan pencemaran yang lebih luas. Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah.

Tabel 1 Beberapa macam limbah gas yang umum ada di udara

No. Jenis Keterangan
1. Karbon monoksida (CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau
2. Karbon dioksida (CO2) Gas tidak berwarna, tidak berbau
3. Nitrogen oksida (NOx) Gas berwarna dan berbau
4. Sulfur oksida (SOx) Gas tidak berwarna dan berbau tajam
5. Asam klorida (HCl) Berupa uap
6. Amonia (NH3) Gas tidak berwarna, berbau
7. Metan (CH4) Gas berbau
8. Hidrogen fluorida (HF) Gas tidak berwarna
9. Nitrogen sulfida (NS) Gas berbau
10. Klorin (Cl2) Gas berbau

Limbah suara yaitu limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat di udara. Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber yang lainnya.

Sumber:

Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Website: http://ilmulingkungan.com

| Training Pengelolaan Limbah B3

| Pelatihan Peraturan Lingkungan